Gelar Anak Manusia dalam Lingkungan Yahudi Dan Sekitarnya

(PENGGUNAAN ISTILAH TERSEBUT DALAM MASYARAKAT YAHUDI DAN SEKITARNYA) Dasar Bahasa Aram (Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Yesus) untuk gelar ini ialah bar enasy atau bar anasya. Secara umum, hal ini menunjukkan arti “manusia” atau “orang” pada umumnya yang menunjuk pada anggota umat manusia. Tetapi, juga dapat digunakan untuk orang pertama (“aku”). Ungkapan ini, lebih menunjuk pada seorang pribadi sebagai manusia[1].
Dalam Perjanjian Lama/Ibrani, istilah yang paling cocok untuk ungkapan ini adalah ben-Adam (Anak Adam). Dalam Perjanjian Lama, ben-Adam juga berarti manusia[2]. Dalam Kitab Yehezkiel,ada penggunaan istilah yang istimewa. Dalam kitab tersebut, ungkapan ini digunakan lebih dari 90 kali dan selalu merupakan sebutan Allah kepada Yehezkiel (Yeh 2:1, 3:1,4). Dalam hal ini, anak Manusia menunjuk pada kemanusiaan Yehezkiel. Kemanusiaan dengan segala kelemahan, keterbatasan, kepicikan, disbanding dengan kuasa, kemuliaan dan pengetahuan.
Ungkapan Anak Manusia yang dipahami sebelum adanya pemahaman ini dari kekristenan dapat dilihat dari keterangan kitab Daniel. Dalam Daniel 7 istilah “anak manusia” berhubungan langsung dengan “orang-orang kudus milik Allah Yang Mahatinggi”. Ungkapan itu pada umumnya diterapkan pada orang-orang kudus dalam bangsa Israel, tetapi ada pandangan lain yang dimaksudkan adalah malaikat.[3] Penggunaan gelar ini dalam Daniel dipengaruhi oleh gagasan non-Alkitabiah, mitos dan spekulatif. Pandangan bahwa gagasan itu, diambil dari penyembahan orang-orang Kanaan kepada Baal. Satu segi dari penglihatan Daniel yang penting ialah pernyataan bahwa Anak Manusia tampak datang dengan awan-awan dari langit kepada yang lanjut Usia. Bisa saja yang dipikirkan oleh Daniel sama dengan yang dipikirkan oleh Henokh bahwa Anak Manusia dianggap sebagai “Mahkluk Sorgawi” yang sudah ada sebelum segala sesuatu, dan yang akan datang untuk menghakimi dan menghancurkan musuh-musuh Allah. Dua unsur yang penting dalam penglihatan Daniel itu ialah kedatangan dengan awan-awan dan fakta bahwa “orang-orang kudus” dianiyaya sebelum dimuliakan.


[1] Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), hlm. 307
[2] Bil 23:19; Yesaya 56:2; Yer 49:18 & 146:3
[3] Guthrie Donald, Op. Cit., hlm. 308

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak