Gagasan Tentang Allah dari Perspektif Feminis (Compassionate and Free) Part 9
Dalam berbagai
bahasa kata ganti untuk Allah selalu menunjuk pada laki-laki berbeda dengan
Indonesia yang tidak mempunyai sifat dualitas dalam kata ganti tersebut. Kata
ganti laki-laki yang digunakan untuk menunjuk pada Allah tentunya dipengaruhi
oleh pemahaman bahwa Allah adalah lelaki.
Pengalaman
Marianne membuktikan bahwa adanya kaum laki-laki yang coba memasukan unsur
maskulinitas dalam gagasan tentang Allah. Hal ini dibuktikannya dengan gagasan
tentang rahmat Allah rechamim yang
secara harafiah adalah “gerakan rahim”. Dan yang memiliki rahim hanyalah
perempuan. Hal yang lain adalah, bagaimana perempuan dapat diciptakan menurut
gambaran Allah kalau Allah itu benar-benar laki-laki.
Kata Yahweh yang
diucapkan Adonai yang berarti Tuhan menurut Marianne ada suatu keanehan. Hal
ini mungkin disebabkan adanya dominasi hiperbol (gaya bahasa yang
berlebih-lebihan) laki-laki dan perempuan hanyalah litotes (gaya bahasa tidak
berlebihan). Laki-laki dianggap sebagi Allah tapi bukan berarti Allah adalah
laki-laki!. Seringkali polarisasi dalam membedakan pria dan perempuan akan
mengacaukan isu yang sebenarnya. Allah bukanlah lelaki maupun perempuan dalam
arti ontik. Bila kita percaya bahwa
perempuan dan laki-laki diciptakan dalam gambar Allah, maka kita harus ingat
bahwa mereka diciptkan bersama untuk saling melengkapi.
Laki-laki sering
meremehkan atau mengabaikan metafor dalam Alkitab yang menyebut Allah dalam
citra feminism. Kita hanya mengenal gagasan tentang Tuhan, Raja, Bapa,
Penguasa, dll. Namun kita mungkin tidak mengetahui gambar tentang Ibu,
Penghibur, Pemberi Kehidupan dll. Dalam UL. 32:18 mungkin tidak bisa di baca
dengan baik apabila kita memahami Allah sebagai Bapa. Hal ini dipertegas oleh
Hos. 11 dan Yes. 66. Gagasan Allah dalam sudut pandang feminis sangatlah
sedikit saja dibandingkan dengan maskulinitas.
Allah dianggap
sebagai Bapa hanyalah merupakan kiasan. Sehingga tidak bisa dianggap sebagai
seorang pria. Bapa dimaksudkan untuk menyatakan kasih sayang Allah yang
senantiasa memelihara umatNya. Bapa juga merupakan lambang dari kesuburan dan
kreativitas. Gambaran Alkitab tentang Bapa juga merupakan reaksi atas dewi-dewi
kesuburan dalam sistem agama Kanaan. Namun, bagaimanapun juga metafora ini
sangat menurunkan martabat perempuan dengan menjadikannya objek seksual.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih kepada sobat sekalian yang sudah masuk ke blog ini. Jangan lupa untuk komentar ya.