LIMA WARNA KEHIDUPAN

Hidup itu berwarna, bukan saja hitam-putih. Beragam warna itu menghiasi tiap pejalanan kehidupan seseorang. Entah warna apa saja itu tergantung pribadi.
Judul tulisan kali ini mungkin akan ditafsirkan dengan keragaman pengalaman hidup seseorang. Ya, memang itu betul!!!!, tapi ada yang lain, yaitu Warna sebagai media untuk mengingat pengalaman kehidupan kita.

Mari kita melihat warna kehidupan itu.
Ketika melihat sebuah mutiara pertama berwarna merah, ia menutup mata, sambil memegangnya dan merasakan, bentuk dan membayangkan warnanya, teman saya membuka mata dan mengatakan kepada kami, “warna dan bentuk ini mengingatkan saya pada beberapa tahun lalu, ketika hiasan pohon natal yang berbentuk bola dan berwarna merah terlepas dari pohon natal dan jatuh di lantai, ketika saat itu, saya  masih melihat Ayah saya, tak lama, beberapa hari setelah natal, Ayah saya telah pergi untuk selamanya. Yah, warna ini mengingatkan saya akan Natal terakhir bersamanya. Orang yang ku sayangi. Ayah.” Teman saya pun menangis.
Sambil tetap meneteskan airmata, ia mengangkat mutiara yang kedua yang berwarna putih dan mengatakan. “Tulusnya kasih ibu saya seperti ini, putih, namun, saya tidak bisa merasakannya lagi, Ibu saya pergi tak lama setelah Ayah saya.” Saya bagaikan samudera yang kosong, dan entah menjadi apa. Ia pun menangis.
Kami semua saat itu pun ikut menangis, karena tak sanggup mendengar pengalamannya. Kami pun menanyakan kepadanya apa masih bisa melanjutkan atau berhenti saja, karena kami tidak ingin memaksa dia. Tapi tanpa sepatah katapun, ia kemudian mengangkat mutiara yang ketiga, yang berwarna Biru, dan mengatakan:
“Warna ini, mengingatkan saya pada Almamater saya, tempat saya mengabdi, saya harus bisa mengatur waktu antara berkuliah dengan bekerja, menjadi cleaning service adalah pekerjaan yang harus saya lakukan. Ruangan yang menjadi tempat saya berkuliah adalah salah satu ruangan yang saya harus bersihkan setiap hari”.
Teman saya pun mengangkat Mutiara yang keempat berwarna Hijau. Dengan bangga ia mengatakan kepada kami (sambil menyeka airmatanya) “Mutiara ini mengingatkan saya pada teman-teman saya.” (kini giliran kami yang terharu dan menangis), kita sama-sama merumput, mendaki gunung impian, kita bersama-sama, membagi tangis, dan tawa, tanpa kalian, saya mungkin tidak ada.” Kalian adalah orang-orang terbaik yang pernah dikenal.
Oh, itulah teman saya yang mempunyai 4 warna kehidupan yang membuatku bangga akan dirinya, dia adalah seorang Gadis yang cantik, smart, dan murah tersenyum, ia tak pernah terlihat menangis sebelumnya. Ia gadis yang kuat. Ia tak pernah marah pada siapapun. Ia adalah segalanya, bahkan menjadi inspirasiku. Ia bahkan bisa mengucap syukur pada Tuhan atas segala yang terjadi baginya sehingga ia menjadi kuat. Itulah warna kehidupan. Ia akan selalu cantik pada saatnya. Dan bagiakan pelangi menghiasi kehidupan.
Upps, kelupaan satu warna, khan judulnya lima warna kehidupan. Ok. Saya akan menceritakan satu warna yang berikutnya.
Andai waktu itu saya mempunyai keberanian, saya akan memberikannya satu warna (melengkapi Warna yang Kelima), tapi itu tidak mungkin, di sini lah saya ingin mengatakan padanya.
“Ketika saya melihat mutiara yang berwarna Pink, Saya melihat diri mu, yang selalu penuh dengan kasih sayang. Pengalamanmu membuatku mengerti hidup yang sesungguhnya. Saya bahkan sangat mengucap syukur bagi Tuhan karena ia masih memberikanku orang tua yang lengkap yang selalu ada bagiku. Mutiara yang berwarna Pink ini akan selalu mengingatkan kamu dan segala pengalaman yang terjadi. Kau memang warna yang sejati, aku bisa melihat dari matamu”
Ur My Inspiration

(Dangke (Terima Kasih) Cechan, maaf jika ada pengurangan atau bahkan penambahan dari kisah ini, hanya ini yang ku ingat.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1