BATU MALAKAT


BATU MALAKAT
(Kisah Melekatnya Dua Orang Gadis di Sebuah Batu)

Ada sebuah kisah datang dari Negeri (Desa) Kamarian,( Seram Bagian Barat, Maluku) tentang melekatnya dua orang gadis pada sebuah batu yang dikenal dengan Batu Malakat (Melekat).
Batu Malakat : Tempat melekatnya kedua orang gadis.
Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1750-1760an.  Dimana dua orang gadis yang bernama Patala dan Sarwane pergi mencari Ikan di Sungai Ranai (± 4 KM dari Desa Kamarian). Seperti biasanya, mereka membawa perlengkapan tradisional yang digunakan untuk menangkap ikan maupun udang, Alat tersebut bernama Amanisal yang terbuat dari bambu dengan panjang 1,5m atau lebih.
Kedua gadis ini mulai mencari Ikan dan Udang, di sungai tersebut. Karena keasyikan, mereka tidak menyadari kalau hujan besar akan mengguyur mereka. Hujan pun semakin lama semakin membesar, sehingga memaksakan mereka untuk mencari tempat berlindung. Di sekitar tempat mereka mencari Ikan terdapat batu besar yang menurut mereka bisa dijadikan untuk tempat berlindung dari derasnya hujan. Mereka pun menuju batu tersebut dan berlindung di situ, namun saat kedua gadis itu ingin bergerak, mereka tidak bisa lagi dan hanya melekat di batu yang mereka bersandar itu.
Beberapa pemuda pada saat itu yang juga berada di sekitar Sungai Ranai melihat kedua gadis yang menempel di batu tersebut dan berusaha menolong mereka namun tidak berhasil. Mereka berlari ke Negeri/Desa untuk memberitahukan kepada masyarakat. Masyarakat pun berbondong-bondong untuk datang menolong kedua gadis tersebut. Mereka menggunakan berbagai cara untuk melepaskan kedua gadis tersebut dari batu, namun alhasil, kedua gadis itu meninggal, dan mereka belum terlepas dari lekatan batu. Lama kelamaan kedua gadis tersebut berubah menjadi batu. Dan melekat (Malakat) di Batu itu, batu yang sekarang di kenal orang Batu Malakat.

Makna Kisah Batu Malakat Bagi Masyarakat Sekitar
Jalan menuju Batu Malakat
Sangat beruntung kisah ini tidak dihubungkan seenaknya oleh agama manapun sehingga kita masih melihat keasliannya yang terus di jaga. Adanya kisah ini tentu memberikan makna tersendiri bagi masyarakat yang menjadi saksi kisah tersebut dan diteruskan dari generasi ke generasi. Untuk itu masyarakat memiliki kepercayaan-kepercayaan tertentu berdasarkan pengalaman yang mereka alami. Secara ringkas saya dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai kepercayaan tersebut yaitu: Pertama, penghargaan terhadap Alam dan Makanan yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa. Perjuangan dari kedua gadsi ini menjadi titik dasar penghargaan terhadap setiap makanan yang bisa kita makan tiap hari. Kedua, Menjadi anak-anak perempuan yang tangguh. Mereka mempercayai bahwa tidak masalah laki-laki atau perempuan, mereka memiliki kesamaan dalam mencari nafkah dan mendapatkan akibat yang sama. Namun di sisi lain dari kisah ini mengajarkan protect yang tinggi harus diberikan dari orang tua/saudara laki-laki terhadap keselamatan saudara perempuan mereka. Ketiga, tempat ini menjadi tempat yang sakral dan bersejarah untuk dikenang dan dipahami.

Kondisi Batu Malakat sekarang ini
Kondisi terkini Batu Malakat masih terjaga dan terpelihara dengan baik. Bahkan sudah menarik wisata lokal maupun luar daerah untuk datang berkunjung ke lokasi bersejarah tersebut. Ternyata yang menjadi incaran para wisatawan bukan hanya batu bersejarah tersebut, tetapi juga Air Terjun yang membelah Batu yang pernah melekatkan kedua gadis tersebut. Namun tetap saja yang menjadi daya tarik utama adalah Kisah Kedua gadis tersebut yang tak bisa dilupakan. Kini hanya batu besar tersebut yang menjadi saksi, sampai sekarang masih terlihat jelas bekas-bekas pahatan dari kedua gadis tersebut.
Saya sangat beruntung bisa pergi dan menyaksikan secara langsung sisa-sisa saksi alam dari kisah tersebut pada tanggal 20 November 2011. Dan sempat mengambil gambaranya.

Komentar

  1. waaaaaaahhh seruu-seruuuu kisah dan makna dari kisah itu sendiri,

    Air terjunnya juga kerenn air terjun di tempat saya kalah keren dari air terjun ini coba bandingakan di http://7og4nk.blogpost*com

    BalasHapus
  2. waahhh .. jadi pengen pgii dstu ,, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih kepada sobat sekalian yang sudah masuk ke blog ini. Jangan lupa untuk komentar ya.

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Kumpulan Puisi Natal Untuk Anak-anak