Mengikuti Jejak Pengamen dan Pengemis Malioboro

Berdasarkan info dari seorang (anonim) yang mengomentari tulisan saya sebelumnya mengenai Sisi Lain dari Jalan Malioboro, bahwa para pengemis dan pengamen itu bukan orang miskin. Bahkan ia mengusulkan untuk mengikuti kemana mereka pulang saat sore. Maka saya pun berinisiatif untuk melakukan petualangan kecil-kecilan untuk mencari tahu kemana para pengemis dan pengamen Jalan Malioboro pulang.

Saya melakukan perjalanan menggunakan Trans Jogja dari Halte Soedirman 2, lucunya saya harus berdempetan dengan ibu-ibu yang saat itu juga berdiri. Semakin lucu ketika pintu Trans Jogja 1A waktu itu tidak bisa ditutup otomatis seperti biasa, sang penjaga pintu harus menggunakan kawat untuk menahan agar pintu tidak terbuka.

Trans Jogja pun sampai di Jalan Malioboro, dan saya memilih untuk turun di Halte Malioboro 1. Dari Maliboro 1 saya melakukan perjalanan sampai ke depan Benteng Vredeburg. Sampai di depan benteng pun saya menjadi bingung. Bagaimana nanti mengikuti Jejak pengamen atau pengemis jika di tempat tersebut sangat ramai. 

Saya memilih untuk duduk di sekitar tempat tersebut. Godaan untuk melahap Sate memang tak tertahankan lagi, walau ada mitos-mitos bahwa jangan pernah memakan sate di jalan karena kotor, tidak sehat dan sebagainya. Sambil makan sate saya memperhatikan dua orang bapak yang sedang berada di tempat duduk, satunya dengan karung besar dan tertidur pulas sedangkan yang satunya sedang mengamati orang-orang yang sedang berlalu-lalang, ada juga para pengamen, seorang ibu tua yang sedang mengemis, dan sebagainya.

Hampir 4 jam sudah saya mengamati beberapa orang dari para pengamen dan pengemis yang akan ku ikuti jejak mereka saat mereka pulang nanti, tapi kapan mereka pulang? sudah jam 10 malam koq belum-belum pulang yah,? akhirnya saya pun yang pulang karena sudah agak larut. Sedih skali petualangan saya gagal, agaknya saya harus belajar bersabar seperti para pengemis tersebut mengais uang dari para dermawan yang berbaik hati memberikannya. Saya pun merasa seperti menjadi pengemis yang pulang tanpa membawa sepeserpun. Mungkin lain kali saya harus belajar menjadi pengikut jejak yang handal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Kumpulan Puisi Natal Untuk Anak-anak