Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Trans Jogja

Saya selalu menggunakan Trans Jogja sebagai transporatasi andalan. Maklumlah, saya tidak mempunyai kendaraan pribadi. Untuk itu, setiap melihat Halte Trans Jogja bagaikan melihat Mesin ATM.   Trans Jogja merupakan transportasi umum yang murah meriah. Bayangkan saja dengan Rp. 3000,- bisa membawa seseorang ke tempat tujuan. Coba saja menggunakan kendaraan lain, pasti lebih mahal khan?  Walaupun sebenarnya anda akan berjalan begitu jauh mencari Halte. Bersyukurlah bagi siapapun yang menggunakan jasa transportasi ini, dan akses ke halte sangat dekat.

Selebaran - Pernyataan Pelajar dan Mahasiswa Papua D.I. Yogyakarta Part 3

Usaha Penyelesaian Secara Damai/Kekeluargaan Demi Menyelamatkan Hak Berpendidikan Pelaku Setelah mereka ditahan Danrem 072 Pamungkas sempat datang ke Polres Sleman dan bertemu Kapolres beserta beberapa rekan Mahasiswa Papua. Setelah Danrem balik beberapa mahasiswa Papua beserta beberapa senioritas dan sesepuh Mahasiswa Papua di DIY sempat bertemu dengan Dandrem di Mabes Korem 072 Pamungkas di Malioboro dan mengusulkan penyelesaian persoalan secara damai, namun beliau menyatakan bahwa beliau tidak memiliki kewenangan untuk itu sebaliknya beliau menyatakan bahwa dia hanya bisa menyediakan tempat untuk pertemukan keuarga Ambon, keluarga Key, dan keluarga Papua untuk membicarakan persoalan ini. Setelah mendengar pandangan itu mereka langsung pulang, namun setelah dianalisis muncul pertanyaan bahwa siapa sebenarnya keluarga Ambon dan Key yang dimaksudkan Danrem itu? Pertanyaan itu kemudian mengarahkan padangan Mahasiswa Papua bahwa kami tidak memiliki masalah dengan keluarga Ambon da

Selebaran - Pernyataan Pelajar dan Mahasiswa Papua D.I. Yogyakarta Part 2

Kronologis Peristiwa Awalnya Fransiskus Adii, Kristian BallaTagihuma, Stenli Pekey, dan Bobi Soa datang ke Mini Market Full Time sesampainya di sana Fansiskus Adii “Membeli Bir Sedang” berjumlah 8 botol dengan menggunakan uang sendiri, minuma tersebut, Stenli dan Bobi hanya meminum satu stengah botol dan stegah botol lalu tertidur di kursi tempat mereka minum, sedangkan Fransiskus dan kristian yang mengahbiskan sisa minuman yang masih ada. Sehabis minum Kristian yang sudah tidak terkontrol dan masuk kedalam ruang mini Market Full Time dan tertidur didalamnya sedangkan fransiskus masuk kedalam kamar mandi untuk membasuh muka namun sempat tertidur beberapa menit di dalam. Pada saat itu datang dua orang yang berpakaian biasa dengan maksud yang kurang jelas apakah sebagai pembeli ataukah sebagai pengaman yang dihubungi oleh petugas Mini Market Full Time,

Selebaran - Pernyataan Pelajar dan Mahasiswa Papua D.I. Yogyakarta Part 1

Selebaran PERNYATAAN PELAJAR DAN MAHASISWA PAPUA DAERAH ISTIMEWAH YOGYAKARTA Pandangan Umum Persoalan Pidana yang dilakukan oleh dua mahasiswa papua pada tanggal 5 Mei 2013 lalu di Dalam ruangan Mini Market Full Time, seturan, Yogyakarta telah menjadi salah satu topik hangat di daerah istimewah Yogyakarta. Namun amat disayangkan karena wacana yang dibangunkan mengaraah pada arah yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan, seperti Isu Premanisme, Penganiyaan Menggunakan Golok oleh 4 orag Mahasiswa terhadap dua anggota TNI, dan lain sebagainya. Semuanya itu mejelaskan bahwa ada penyajian informasi yang tidak berimbang antara fakta dan peliputan sehingga melahirkan wacana yang keliru dan berujung pada diskriminasi berdasarkan wilayah menggunakan label-label tertentu seperti preman, perampok, tukang reseh, dll. Berkaitan dengan kondisi itu sehingga untuk meletakan wacana pada posisi sebenar-benarnya sesuai kenyataan yang terjadi maka kami akan menyajikan krono

Bisakah saya membuat orang tertawa?

Saya sangat sulit membuat orang lain tertawa. Kalau marah, mungkin saja. Namun, 1 bulan ini selama berada di Jogja saya bertemu dengan lingkungan yang cukup humoris. Saya pun sedikit tertular dengan situasi ini. Hal pertama yang saya tidak akan pernah lupa adalah diskusi yang terjadi saat menunggu wawancara untuk penentuan masuk Pascasarjana UKDW. Saat itu kami sedang duduk sambil menunggu nama dipanggil. Yah, yang disebut "kami" pun aneh karna kami yang duduk saat itu belum terlalu kenal begitu dekat.  Saat itu seorang dari grup kami berkata bahwa dia sangat takut. Ketakutannya adalah saat ia nanti tidak lulus. Salah seorang juga berkata: 

Terdampar ke Cabaret Show Yogyakarta - Mirota Batik Malioboro

Gambar
Mirota Batik Malioboro adalah salah satu tempat yang ramai pengunjung di antara berbagai tempat yang tersedia di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Awalnya saya mengira ini adalah pusat perbelanjaan batik, dan berbagai barang-barang kesenian Jogja, padahal ini juga merupakan tempat hiburan. Tepatnya pada lantai 3, akan ada Cabaret Show setiap hari jumat dan sabtu malam. Malam minggu kemarin, teman saya mengajak ke Cabaret Show. Awalnya saya tidak mengetahui apa itu Cabaret Show, mungkin saja itu pertunjukan wayang atau kesenian daerah. Sesampainya di lantai 3, kami diberitahu petugas/penjaga pintu bahwa pertunjukan sudah mulai 30 menit, dan tidak ada tempat duduk lagi. Teman saya pun ngotot untuk masuk karena tak mau pulang sia-sia katanya. Ketika kami masuk, di dalam ruangan tersebut sudah dipenuhi dengan berbagai orang. Yang bisa membedakan mereka dalam ruangan yang dimatikan lampu hanyalah kulit. Semakin terang kulit semakin kelihatan siapa dia. Maklumlah sedang gelap karena show.

Mengikuti Jejak Pengamen dan Pengemis Malioboro

Berdasarkan info dari seorang (anonim) yang mengomentari tulisan saya sebelumnya mengenai Sisi Lain dari Jalan Malioboro , bahwa para pengemis dan pengamen itu bukan orang miskin. Bahkan ia mengusulkan untuk mengikuti kemana mereka pulang saat sore. Maka saya pun berinisiatif untuk melakukan petualangan kecil-kecilan untuk mencari tahu kemana para pengemis dan pengamen Jalan Malioboro pulang. Saya melakukan perjalanan menggunakan Trans Jogja dari Halte Soedirman 2, lucunya saya harus berdempetan dengan ibu-ibu yang saat itu juga berdiri. Semakin lucu ketika pintu Trans Jogja 1A waktu itu tidak bisa ditutup otomatis seperti biasa, sang penjaga pintu harus menggunakan kawat untuk menahan agar pintu tidak terbuka.

Sisi Lain Jalan Malioboro Yogyakarta

Hari kemarin saya baru saja menulis tentang Nasib Pingit di DIY. Kemudian hari ini saya melakukan perjalanan ke Malioboro sekedar mengisi waktu luang.  Jalan Malioboro sangat terkenal di Yogyakarta. Bahkan, seseorang tidak akan lengkap mengunjungi Yogyakarta jika belum pergi ke Malioboro. Sepanjang jalan, mulai dari Utara kita akan menjumpai banyak hal, pertokoan, Mall , tempat makan, pasar, orang berjualan pakaian dan berbagai kreasi batik, para pelancong mulai dari kulit yang putih hingga yang gelap. Semua bercampur dan begitu ramai di suatu jalan yang bernama Malioboro. Saya mencoba menikmati suasana sore yang ramai saat itu, dan memilih untuk duduk di tempat duduk di depan Benteng Vredeburg. Pada saat itu, tiba-tiba datang dengan cepat mobil Satpol-PP dan berhenti di depan pintu pagar benteng. Awalnya saya menghiruakan kejadian tersebut, karna saya berpikir mungkin saja Satpol PP ingin melakukan Refreshing di benteng. Tapi, tiba-tiba saja para ibu-ibu yang berjualan sate

Pingit, Terdampar di Ujung Utara Yogyakarta

Sudah hampir 1 Bulan saya menempati kamar kost-kostan yang berada pada daerah yang bernama Pingit. Tepatnya pada jalan Kyai Mojo. Beberapa ratus meter dari daerah ini berdekatan dengan pusat kota Yogyakarta. Ke arah Timur, berdekatan dengan Tugu Yogyakarta, sedangkan ke Selatan cukup berdekatan dengan Malioboro yang sangat terkenal dengan jalannya yang ramai.  Sungguh miris, bahwa daerah pingit menurut saya sungguh menjadi daerah yang menyulitkan. Sulitnya akses, terutama Halte Trans Jogja, karena halte terdekat berada jauh di selatan tepatnya dekat Samsat sedangkan ada juga Halte Diponegoro yang berada tepat dekat perempatan. Belum lagi kami harus mendengar ocehan supir taksi yang mengatakan bahwa lampu merah yang memiliki waktu terlama mungkin berada di perempatan tersebut.

Apa Arti Sahabat? Sahabat adalah Cermin

Stop lebay dengan mengatakan bahwa sahabat bagaikan pena, sahabat bagaikan jantung hati, sahabat bagaikan itu ini. Sahabat sejati mutlaknya adalah seperti "cermin". Mengapa? 1. Sahabat sejati akan mengatakan apapun yang dilihatnya, memuji kelebihan kita dan mengatakan kekurangan kita. Selayaknya cermin, sahabat sejati takkan pernah memaksa kita untuk menjadi apa yang diinginkannya. Ia mengatakan sesuatu untuk kita mengambil keputusan sendiri.