Terdampar ke Cabaret Show Yogyakarta - Mirota Batik Malioboro
Mirota Batik Malioboro adalah salah satu tempat yang ramai pengunjung di antara berbagai tempat yang tersedia di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Awalnya saya mengira ini adalah pusat perbelanjaan batik, dan berbagai barang-barang kesenian Jogja, padahal ini juga merupakan tempat hiburan. Tepatnya pada lantai 3, akan ada Cabaret Show setiap hari jumat dan sabtu malam.
Malam minggu kemarin, teman saya mengajak ke Cabaret Show. Awalnya saya tidak mengetahui apa itu Cabaret Show, mungkin saja itu pertunjukan wayang atau kesenian daerah. Sesampainya di lantai 3, kami diberitahu petugas/penjaga pintu bahwa pertunjukan sudah mulai 30 menit, dan tidak ada tempat duduk lagi. Teman saya pun ngotot untuk masuk karena tak mau pulang sia-sia katanya.
Ketika kami masuk, di dalam ruangan tersebut sudah dipenuhi dengan berbagai orang. Yang bisa membedakan mereka dalam ruangan yang dimatikan lampu hanyalah kulit. Semakin terang kulit semakin kelihatan siapa dia. Maklumlah sedang gelap karena show. Seorang pria pun bernyanyi lagu dangdut di atas panggung itu. Sambil dia bernyanyi, kami mencari tempat duduk, dan ternyata kami pun bisa duduk walaupun berdesak-desakan dengan yang lain.
Pria itu menyanyikan lagu dangdut yang entah judulnya apa. Yang pasti ada kata “duit, duit, duit” sambil ia melemparkan uang palsu ke arah penonton. Sambil nonton saya berkesimpulan bahwa Cabaret Show adalah pertujukan dangdut. Okelah, saya akan menikmatinya walaupun tidak suka dengan musik dangdut. Tapi lama-lama diperhatikan ternyata pria tersebut Lip-Sync. Dengan penuh amarah, teman saya menjadi sasaran.
Saya: koq kita nonton acara Lip-Sync? Mendingan pulang!
Teman: Sudahlah nikmati aja, di sini semua Lip-sync.
Saya: Lalu apa istimewanya? Sudah bayar Rp. 20.000 tapi nontonnya Lip-Sync. Lagian khan saya bayarnya 40ribu
Teman: oh jadi mulai ngitung ni?
Saya: Ya sudahlah, nonton aja sampe selesai, dari pada ga dianterin pulang ke pingit.
Cabaret Show - Mirota Batik |
Walaupun pertunjukan ini agak aneh bagi saya, tapi ternyata banyak juga penontonnya dan beragam, ada bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, permuda/i. Setidaknya pesan dari pertunjukan ini bukan cuma kelucuan dari meniru gaya penyanyi saja yang di lipsync melainkan juga mengenai kebebasan berekspresi.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih kepada sobat sekalian yang sudah masuk ke blog ini. Jangan lupa untuk komentar ya.