Bisakah saya membuat orang tertawa?

Saya sangat sulit membuat orang lain tertawa. Kalau marah, mungkin saja. Namun, 1 bulan ini selama berada di Jogja saya bertemu dengan lingkungan yang cukup humoris. Saya pun sedikit tertular dengan situasi ini.

Hal pertama yang saya tidak akan pernah lupa adalah diskusi yang terjadi saat menunggu wawancara untuk penentuan masuk Pascasarjana UKDW. Saat itu kami sedang duduk sambil menunggu nama dipanggil. Yah, yang disebut "kami" pun aneh karna kami yang duduk saat itu belum terlalu kenal begitu dekat. 

Saat itu seorang dari grup kami berkata bahwa dia sangat takut. Ketakutannya adalah saat ia nanti tidak lulus. Salah seorang juga berkata: 


"saya sangat takut, tapi saya melakukan tes bukan hanya di sini, tapi juga di beberapa universitas. Nanti kalau saya lulus seleksi semuanya baru saya pilih yang mana yang cocok."

dalam hati saya, wah!! sialan nih anak, coba-coba sampai dia yang lulus dan saya tidak lulus, ntar saya laporin ke pihak yang bertanggung jawab, memangnya kuliah itu pacaran apa, seleksi baru koleksi. (just qid bro)

Setelah dia berbicara, dia bertanya, "bagaimana dengan kamu?" 

Oh saya yakin lulus, itu masalah gampang. Saat nanti mengambil amplop langsung buka aja itu amplop, jika tulisannya tidak lulus, ada dua cara mengatasinya. 

Pertama: saya akan menangis hancur-hancuran, sambil mengancam pegawai, "mba ganti dong tulisannya ni, kalau ga di ganti aku loncat ni dari lantai 4." kalau masih belum di ganti, menangis terus sambil mengancam, pasti di ganti. :D

Kedua: Saya sangat terinspirasi dari kupon-kupon berhadiah yang tulisannya gini "Coba Lagi" jadi kalau saya gagal, saya akan mencoba lagi.

Hal berikutnya yang membuat teman-teman saya di Ambon tertawa adalah ketika kemarin pagi saya mengirimkan sms ke salah satu teman bunyinya gini: 

"setelah bulan mei, juni khan? soalnya di kalender Hape saya koq setelah mei bulan juli, bukannya juni khan. setau saya sih setelah Mei Juni, koq Juli sih?"

teman sayapun membalas

"saya tidak akan menjawabnya"

tau apa yang dia lakukan, ia mereplay pesan saya ke statusnya di Facebook, astaga, memalukan skali, saya terlihat bingung dengan bulan-bulan sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1