“SEKARANG” Upaya Mengelola Kekuatan Spiritual

Oleh. Dr. I. W. J. Hendriks
Teks kita (Mt. 6:25-34)berbicara tentang pemeliharaan Allah atas seluruh ciptaanNya dan karena itu tidak perlu kuatir mengenai hidup.Tentu ini tidak dimaksudkan kita menjadi pasif dan tidak peduli dengan hidup.Sebaliknya, keyakinan tentang pemeliharaan Allah akan menjadikan kita justru memkanai hidup dengan lebih bertanggung jawab. Ayat ke 34 mengatakan, “Sebab itu janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”Ayat ini hendak kita maknai sebagai bagian dari pengelolaan kekuatan spiritual yang meletakan tekanan terhadap “sekarang.”

WAKTU DAN PIKIRAN
Waktu dan pikiran adalah dua hal yang erat berkaitan dan yang selalu berpengaruh dalam hidup kita, malah yang tanpa kita sadari mengatur hidupkita.Telah terpatri dalam pikiran kita bahwa kita  tidak bisa hidup dan beraktivitas tanpa waktu. Umumnya orang berpendapat bahwa masa lalu yang membentuk hidup kita, yang melahirkan masa sekarang, dan masa sekarang yang akan melahirkan masa depan. Dalam kaitan itu kita mengenal pepatah dalam bahasa Inggris, “Time is money”, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga.
          Kini kita diajak untuk melihat secara lain. Waktu dan pikiran adalah hal-hal yang membelenggu kita. Kita harus dapat membebaskan diri kita dari belenggu waktu dan pikiran.Yang paling nyata adalah “sekarang”. Masa lampau dan masa depan adalah ilusi. Barangkali sulit bagi kita untuk menerima pernyataan tersebut. Namun bila kita membuka diri kita, kita dapat merasakan kebenaran pernyataan tersebut. Sebab masa lampau yang bagi kita sangat penting adalah sebenarnya “masa sekarang” yang pernah dialami dulu. Demikian juga kita akan mengalami masa depan sebagai “masa sekarang” pada waktunya nanti dialami. Karena itu cobalah untuk mengalihkan perhatian saudara dari masa lalu dan masa depan kapanpun hal itu harus anda lakukan. Jika anda merasa sulit untuk langsung memasuki masa sekarang, mulailah dengan mengamati tendensi yang dimiliki pikiran anda yang selalu mau keluar dari “masa sekarang”. Saudara akan menemukan bahwa biasanya masa depan digambarkan sebagai sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk dari masa sekarang. Bila gambaran masa depan itu lebih baik, ia akan memberi saudara harapan atau khayalan yang menggembirakan.  Bila gambaran masa depan itu lebih buruk dari masa sekarang, ia akan menciptakan kegelisahan. Keduanya itu ilusi. Saudara harus mampu mengawasi pikiran saudara sehingga saudara tidakterjebak di dalamnya. Saudara harus menjadi pengawas atas pikiran-pikiran, emosi-emosi dan reaksi-reaksi saudara. Saudara perlu juga memperhatikan seberapa sering perhatian saudara ada di masa lalu dan di masa depan. Jangan menilai atau menganalisa apa yang anda amati. Awasi pikiran, rasakan emosi, amati reaksinya. Kemudian anda akan merasakan sesuatu yang lebih kuat dari segala hal yang anda amati, sesuatu yang tenang dan hadir untuk menjadi pengawas di balik isi pikiran anda, pengawas yang tenang. 

MENGAWASI PIKIRAN
          Ketika anda menghadapi saat yang sulit, maka akan muncul reaksi anda dalam berbagai bentuk sebagaiupayamemerangi rasa takut, merasa terancam dan lain. Perasaan-perasaan tersebut sebenarnya cara pikiran mempertahankan kehadirannya. Kita disadarkan untuk tidak memberi energi kepada pikiran, sebaliknya kita harus mampu mengawasi pikiran yang akanmembuka jalan menuju dimensi yang tidak terikat oleh waktu. Anda akan makin menyadari “keberadaan” anda, dan ini memudahkan anda keluar dari dimensi waktu kapanpun anda harus melakukannya dengan tujuan praktis dan untuk memasuki dengan lebih dalam “masasekarang.” Hal ini tidak mengurangi kemampuanan dan untuk menggunakan waktu dan pikiran. Sebaliknya, anda dapat menggunakannya dengan lebih tajam dan focus.

MENGHILANGKAN WAKTU YANG BERSIFAT PSIKHOLOGIS

          Dalam kaitan ini dpat dibedakan waktu dalam arti jam dan waktu yang bersifat psikhologis. Waktu jam mencakup aktivitas mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di masa lalu, sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang sama, dan berdasarkan pelajaran itu merumuskan langkah-langkah untuk masa depan. Di sini factor terpenting adalah “masasekarang”. Apapun relevansi pelajaran masalalu, itu akan dilakukan di masasekarang. Demikian juga bperencanaan masa depan adalah perencanaan yang haeus dilakukan di “masasekarang.” Hal penting yang perlu disadari adalah jangan terjebak dalam waktu yang bersifat psikhologis.Ambil missal, bila anda memiliki cita-cita dan berusaha untuk meraihnya, itu berarti anda menggunakan waktu jam. Anda menaruh perhatian terhadap saat ini. Tetapi kemudian ketika anda lebih berfokus pada cita-cita anda ,mungkin karena anda sedang mencari kebahagiaan, atau kesempurnaan diri, maka anda tidak lagi menghargai “masasekarang.” Masa sekarang hanya menjadi batu loncatan saja dan tidak memiliki nilai intrinsic. Bila ini terjadi, waktu jam telah berubah menjadi waktu secara psikhologis. Hidup tidak lagi menjadi suatu petualangan melainkan hanya obsesi untuk memiliki. Waktu psikhologis adalah penyakit mental, ia bias muncul dalam ideology bahkan kefanatisme agama. Dan dalam pengalaman kita betapa banyaknya korban manusia yang berjatuhan.

MASUKLAH LEBIH DALAM KE “MASA SEKARANG”

Gunakan akal sehat anda sepenuhnya. Jadilah anda di mana anda berada saat itu. Perhatikan sekitar anda. Yang anda harus lakukan adalah melihat, hanya melihat jangan melakukan interpretasi. Perhatikan cahaya, ruang-ruang, kondisi, warna dan hal-hal lain di sekitar anda. Waspadalah terhadap segala sesuatu yang kelihatannya tenang.Waspadalah terhadap ruang yang memungkinkan munculnya setiap hal. Dengarkan suara-suara yang ada di sekitar anda; jangan menilinya. Dengarkan kesunyian yang ada di balik suara-suaraitu. Sentuhlah barang-barang di sekitar anda dan rasakan “keberadaannya”. Perhatikan ritme tarikan nafas anda, rasakan udara yang masuk dan keluar, rasakan energy dalam tubuh anda. Biarkan segala sesuatu ada di dalam dan di luar. Biarkan “kehadiran” segala sesuatu. Masuklah lebih dalam, dalam “masasekarang.”
          Jika anda hendak menggunakan pikiran untuk tujuan tertentu, gunakanlah dengan bantun tubuh bagian dalam. Hanya bila anda mampu tetap berada dalam keadaan sadar tanpa pikiran, anda bisa menggunakan pikiran anda dengan kreatif. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1