Air Mata adalah Mata Air Kehidupan

Dalam sebuah lagu yang berjudul “If No One Will Listen” yang dipopulerkan oleh Keri Noble kemudian dinyanyikan kembali oleh Kelly Clarkson, memiliki lirik yang sangat mendalam. Bagian yang paling saya sukai adalah kalimat pada awal lagu yang kira-kira diterjemahkan seperti ini “mungkin tak seorangpun memberitahumu bahwa ada kekuatan dalam air matamu.”
Ada berbagai alasan mengapa orang mengeluarkan air mata. Kebanyakan karena sedih, namun ada juga yang karena bahagia. Ada yang mengeluarkan air mata karena kehilangan sesuatu yang berharga, namun ada juga karena mendapatkan apa yang ia impikan. Tak sedikit orang mengeluarkan air mata karena ia peka terhadap kejadian sekitar yang mengharukan, tapi ada juga yang mengeluarkan air mata karena tuntutan profesi, misalnya aktris/aktor, dsb.
Orang yang sering mengeluarkan air mata akan diberikan stigma yaitu “cengeng” (dalam Bahasa Ambon : Padede), orang yang bersandiwara dengan mengeluarkan air matanya (bukan akting karena tuntutan profesi seperti aktor/aktris) akan dikatakan “air mata buaya.”
Dalam perjalanan kehidupan kita, sering dijumpai perkataan-perkataan orang bahwa menangis merupakan tanda orang yang lemah. Orang yang kuat tak seharusnya menangis. Namun, apakah dengan mengeluarkan air mata/menangis kita menjadi orang yang seburuk itu?
AIR MATA TANDA KEHIDUPAN
Kata “Air Mata” jika dibalikan akan menjadi “Mata Air” yang merupakan sumber kehidupan. Sama seperti Air Mata adalah sumber kehidupan. Mengapa demikian? Ketika seseorang yang baru lahir, maka tangisanlah yang menandakan apakah seorang bayi itu hidup atau tidak. Begitu juga ketika seseorang yang sudah bisa merasakan alasan mengapa ia harus menangis, sehingga ketika seseorang memilih untuk menangis karena mempunyai masalah atau tertekan maka ia sudah menandakan bahwa ia hidup, karena orang yang sudah meninggal tak akan bisa menangis. Untuk itu bersyukurlah ketika anda masih bisa menangis.
Air Mata tanda kehidupan bukan hanya sebatas itu, melainkan menyangkut keputusan seseorang untuk memilih apakah ia akan menguraikan air matanya atau tidak. Dengan mengeluarkan air mata kita sudah mengeluarkan sedikit demi sedikit beban yang tersimpan, bahkan membasuh wajah kesedihan kita dengan airmata yang tulus.
Dengan mengeluarkan air mata membuat kita menjadi orang kuat, bukan orang yang cengeng, mengeluarkan airmata membuat kita berpikir tentang sesama manusia, lingkungan alam, maupun diri sendiri.
Dengan adanya airmata yang mengalir seharusnya ada perubahan karena air mata yang terurai di pipi seseorang adalah tanda dari kehidupannya.

Komentar

  1. Wow... Patut diacungi jempol. Aku bacanya sambil tekk feelnya kena banget ke hati :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih kepada sobat sekalian yang sudah masuk ke blog ini. Jangan lupa untuk komentar ya.

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1