AMIN !

Di setiap akhir sebuah doa, orang akan mengatakan AMIN. Untuk meneguhkan perkataan para penginjil atau pendeta, beramai-ramai kita mengatakan Amin!. Masih banyak juga penggunaan kata Amin di zaman sekarang ini. Namun apa makna sebenarnya dari kata 'amin' ini?

Dalam Bahasa Ibrani Kata Amin berasal dari kata 'amen, 'pasti', akar katanya berarti "untuk menjadi teguh, tetap, dapat dipercaya': bandingkan dengan  'emuna 'kesetian', 'emet 'kebenaran'. Diterjemahkan juga dengan 'setia' (Yesaya 65:16 dua kali, secara harafiah 'Allah yang Setia') dan 'begitulah hendaknya' (Yeremia 11:5). Kata Yunaninya adalah transliterasi dari kata Ibrani dan diterjemahkan dengan 'sungguh' dalam rumusan yang berulang-ulang. 'Sungguh', sungguh Aku berkata kepadamu.'


Digunakan:  
(a) sebagai rumusan yang mengadung jawaban, dengan mana si pendengar mengakui sahnya suatu sumpah atau kutuk dan menyatakan dirinya bersedia menerima akibat-akibatnya (Bilangan 5:22; Ulangan 27:15; Nehemia 5:13; Yeremia 11:5), 
(b) untuk menyambut suatu pengumuman atau suatu nubuat tentang hal yang baik (1 Raj. 1:36; Yeremia 28:6);
(c) sebagai ungkapan persetujuan melalui satu nyanyian puji-pujian atau berkat, dan sering diulangi untuk memberikan tekanan (1 Taw. 16:36; Mazmur 41:13, dll). Dalam penggunaannya menurut cara terakhir, hal ini menjadi bagian yang lazim dalam kebaktian di sinagoge, dan dari sana dimasukkan dalam kehidupan gereja purba (lihat 1 Korintus 14:16).

Dalam Perjanjian Baru kata 'amin' sering dipakai untuk menutup (menguatkan) pujian kepada Allah. Dalam Wahyu 1:7; 22:20 kata itu mengungkapkan teguhnya harapan penulis dalam kehidupan. Pemakaian kata itu oleh Kristus pada permulaan ucapan, sering diterjemahkan 'sesungguhnya' misalnya (Yohanes 3:3), adalah unik dan rupanya berarti bahwa Ia berfirman dengan kekuasaan sebagai Mesias, sesuatu yang tidak pernah dapat dilakukan oleh ahli-ahli Taurat maupun rabi. Itulah sebabnya mengapa dalam Dia janji-janji Allah dapat dipercayai dan pasti akan dipenuhi (2 Korintus 1:20); karena itu Ia dapat disebut 'Amin' (Wahyu 3:14), dan bila Teks Masora (MT) benar maka arti yang sama pasti menjadi dasar bagi gambaran tentang Allahdalam Yesaya 65:16.

(Dikutip dari Ensiklopedi Alkitab Masa Kini)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liturgi (Tata Ibadah) Natal Sekolah

Lonceng Natal - Puisi Natal Anak

Alkitab Sebagai Dasar dari Konseling Pastoral - Part 1